tag:blogger.com,1999:blog-51383832569053112142023-11-16T19:03:28.902+07:00budaya dayak salako ( singkawang timur - monterado )ratno putra bengkayanghttp://www.blogger.com/profile/10377648231682913101noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-5138383256905311214.post-27427015960881485192009-09-04T18:58:00.001+07:002010-05-19T15:34:48.985+07:00dayak salako dan kesehatan pribadi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASIT3qrGTNuS6LIuPVTH8FTicnKYj22zLSlATlNe8fliXbPOeo-fdsp6tTYyAHRmq3dmClCp1Zs-20FXwQCcrIgGtwCFcagdKjEC6_T3boLi1DqZ162bPX3msu8XytzHrjE3-39XDAvI/s1600-h/dayak4.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 245px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASIT3qrGTNuS6LIuPVTH8FTicnKYj22zLSlATlNe8fliXbPOeo-fdsp6tTYyAHRmq3dmClCp1Zs-20FXwQCcrIgGtwCFcagdKjEC6_T3boLi1DqZ162bPX3msu8XytzHrjE3-39XDAvI/s320/dayak4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5438792860339324978" /></a><br />
Tradisi Budaya Masyarakat Dayak <br />
________________________________________<br />
<br />
DESKRIPSI PELAKSANAAN UPACARA RITUAL DALAM SUKU DAYAK SALAKO<br />
<br />
Pada upacara ritual Suku Dayak Salako yang dilaksanakan dalam rumah, dapat berupa upacara biasa dan upacara besar.Ukuran upacara itu tergantung pada binatang kurban yang dipersembahkan (isangohotn). Upacara biasa dengan binatang kurbannya berupa 3 (tiga) ekor ayam kampong dan kue-kue adat (bantokng, tumpi’, poe’ dll). Upacara besar dengan binatang persembahannya 1 (satu) ekor babi dan 1 (satu) ekor ayam..atau.. 7 (tujuh) ekor ayam dengan kue-kue adatnya, jenis masakan adat untuk kurban yaitu santotn, bamopm, sigoh dan lain-lain.Besar kecilnya upacara ritual itu tergantung dari kemampuan ekonomi masing-masing pelaksana, selain itu niat seseorang juga menentukan ukuran upacara ritual, jika niat seseorang untuk mendapatkan keselamatan dan rezeki yang besar maka dia harus bekerja keras agar dapat mendapat hasil yang besar..maka dengan demikian dia mampu membuat upacara ritual yang besar.Dalam bahasa Dayak Salako, kurban pesembahan disebut juga Buis Bantotn. <br />
<br />
UPACARA NGABAYOTN <br />
<br />
1. Nama Kegiatan : Penyelenggaraan Upacara Ngabayotn <br />
2. Alamat : Desa Bagaksahwa, Kecamatan Singkawang Timur<br />
3. Organisasi Penyelenggara : Binuo Garantukng Sakawokng Kota Singkawang<br />
4. Tempat Pelaksanaan : Desa Bagaksahwa, Kecamatan Singkawang Timur<br />
5. Jarak : Lebih dari 10 Km dari Kota Singkawang<br />
6. Hari/Tanggal Pelaksanaan : Senin, 1 Juni 2009<br />
<br />
Upacara Ngabayotn dalam ritual Suku Dayak Salako adalah upacara ritual padi sebagai persembahan kepda Jubata (Tuhan) dam Awo Pamo (Arwah leluhur) berupa binatang dan berbagai masakan adat sebagai tanda menutup masa panen padi dan akan dimulainya masa untuk berladang. Pelaksanaan upacara Ngabayotn ini biasanya diikuti oleh beberapa kegiatan lain, seperti: Lomba Sumpit, Lomba Pangkak Gasing, Stand souvenir dan kuliner tradisional, Lokakarya bertemakan Dayak Salako, Hiburan (musik dan tarian tradisional). <br />
Dalam pelaksanaannya biasanya masyarakat Suku Dayak Salako melaksanakan hingga beberapa hari (3-4 hari). <br />
<br />
Di dalam kehidupan masyarakat suku Dayak di seluruh Kalimantan Barat dikenal apa yang dinamakan upacara “Naik Dango” yang merupakanupacara adat tahunan masyarakat dayak sebagai ungkapan rasa syukur kepada maha pencipta, yang telah memberikan segala anugrah dan karunia berupa berhasilnya panen dari berbagai hasil pertanian.<br />
<br />
Ungkapan rasa syukur itu diwujudkan dalam berbagai bentuk upacara adat yang rangkaian keseluruhan upacaranya disebut “Naik Dango”, sayangnya waktu pelaksanaan masih berubah-ubah.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ratno sandi<br />
<br />
Sumber: <a href="www.singkawangku.com">www.singkawangku.com</a><br />
sumber foto: ( tidak jelas )<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
PEMBAGIAN CIRI TARI DAYAK<br />
<br />
<span style="font-weight:bold;">* BERDASARKAN WILAYAH PENYEBARANNYA DI KALIMANTAN BARAT</span><br />
<br />
Bangsa Dayak di Kalimantan Barat terbagi berdasarkan sub-sub ethnik yang tersebar diseluruh kabupaten di Kalimantan Barat. Berdasarkan Ethno Linguistik dan cirri cultural gerak tari Dayak di Kalimantan Barat menjadi 4 kelompok besar, 1 kelompok kecil yakni:<br />
<br />
1. . Kendayan / Kanayatn Grop : Dayak Bukit (ahe), Banyuke, Lara, Darit, Belangin, Bakati” dll. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, dan sekitarnya.mempunyai gerak tari, enerjik, stakato, keras.<br />
2. . Ribunic / Jangkang Grop/ Bidoih / Bidayuh : Dayak Ribun, Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang, Kembayan, Simpakng, dll. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sanggau Kapuas, mempunyai ciri gerak tangan membuka, tidak kasar dan halus.<br />
3. . Iban / Ibanic : Dayak Iban dan sub-sub kecil lainnya, Mualang, Ketungau, Kantuk, Sebaruk, Banyur, Tabun, Bugau, Undup, Saribas, Desa, Seberuang, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sambas (perbatasan), Kabupaten Sanggau / malenggang dan sekitarnya (perbatasan) Kabupaten Sekadau (Belitang Hilir, Tengah, Hulu) Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Serawak, Sabah dan Brunai Darusalam. mempunyai ciri gerak pinggul yang dominan, tidak keras dan tidak terlalu halus.<br />
4. . Tamanic Grop : Taman, Tamambaloh dan sub nya, Kalis, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Kapuas Hulu.ciri gerak mirif kelompok ibanic, tetapi sedikit lebih halus.<br />
5. . Kayaan, punan, bukat dll.<br />
<br />
<br />
Selain terbagi menurut ethno linguistik yang terdata menurut jumlah besar groupnya, masih banyak lagi yang belum teridentifikasikan gerak tarinya, karena menyebar dan berpencar dan terbagi menjadi suku yang kecil-kecil. Misalnya Dayak Mali / ayek-ayek, terdapat dialur jalan tayan kearah kab. ketapang. kemudian Dayak Kabupaten Ketapang, daerah Persaguan, Kendawangan, daerah Kayong, Sandai, daerah Krio, Aur kuning. Daerah Manjau dsb.<br />
<br />
Kemudian Dayak daerah Kabupaten Sambas, yaitu Dameo / Damea, Sungkung daerah Sambas dan Kabupaten Bengkayang dan sebagainya. Kemudian daerah Kabupaten Sekadau kearah Nanga Mahap dan Nanga Taman, Jawan, Jawai, Benawas, Kematu dan lain-lain. Kemudian Kabupaten Melawi, yaitu: dayak Keninjal(mayoritas tanah pinoh;antara lain desa ribang rabing, ribang semalan, madya raya, rompam, ulakmuid, maris dll)dayak Kebahan (antara lain desa:poring,nusa kenyikap, Kayu Bunga, dll yang memiliki tari alu dan tari belonok kelenang yang hampir punah), dayak Linoh (antara lain desa:Nanga taum,sebagian ulak muid, mahikam dll), dayak pangen (Jongkong, sebagian desa balaiagas dll), dayak kubing (antara lain desa sungai bakah/sungai mangat,nyanggai,nanga raya dll),dayak limai (antara lain desa tanjung beringin,tain, menukung, ela dll), dayak undau, dayak punan, dayak ranokh/anokh (antara lain sebagian di desa batu buil, sungai raya dll), dayak sebruang (antara lain didesa tanjung rimba, piawas dll),dayak Ot Danum ( masuk kelompok kal-teng), Leboyan dsb. Kemudian Kapuas Hulu diantaranya:<br />
[sunting] LATAR BELAKANG TARI AJAT TEMUAI DATAI<br />
<br />
* Latar Belakang<br />
<br />
“Ajat Temuai Datai” diangkat dari bahasa Dayak Mualang (Ibanic Group), yang tidak dapat diartikan secara lansung, karna terdapat kejanggalan jika di diartikan kata per kata. Tetapi maksudnya adalah Tari menyambut tamu, bertujuan untuk penyambutan tamu yang datang atau tamu agung (diagungkan). Awal lahirnya kesenian ini yakni dari masa pengayauan / masa lampau, diantara kelompok-kelompok suku Dayak. Mengayau, berasal dari kata me – ngayau, yang berarti musuh (bahasa Dayak Iban). Tetapi jika mengayau mengandung pengertian khusus yakni suatu tindakan yang mencari kelompok lainnya (musuh) dengan cara menyerang dan memenggal kepala lawannya. Pada masyarakat Dayak Mualang dimasa lampau para pahlawan yang pulang dari pengayauan dan menang dan membawa bukti perang berupa kepala manusia, merupakan tamu yang agung serta dianggap sebagai seorang yang mampu menjadi pahlawan bagi kelompoknya. Oleh sebab itu diadakanlah upacara “Ajat Temuai Datai”. Masyarakat Dayak percaya bahwa pada kepala seseorang menyimpan suatu semangat ataupun kekuatan jiwa yang dapat melindungi si empunya dan sukunya. Menurut J, U. Lontaan (Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1974), ada empat tujuan dalam mengayau yakni: untuk melindungi pertanian, untuk mendapatkan tambahan daya jiwa, untuk balas dendam, dan sebagai daya tahan berdirinya suatu bangunan. Setelah mendapatkan hasil dari mengayau, para pahlawan tidak boleh memasuki wilayah kampungnya, tetapi dengan cara memberikan tanda dalam bahasa Dayak Mualang disebut Nyelaing (teriakan khas Dayak) yang berbunyi Heeih !, sebanyak tujuh kali yang berarti pahlawan pulang dan menang dalam pengayauan dan memperoleh kepala lawan yang masih segar. Jika teriakan tersebut hanya tiga kali berarti para pahlawan menang dalam berperang atau mengayau tetapi jatuh korban dipihaknya. Jika hanya sekali berarti para pahlawan tidak mendapatkan apa-apa dan tidak diadakan penyambutan khusus. Setelah memberikan tanda nyelaing, para pengayau mengirimkan utusan untuk menemui pimpinan ataupun kepala sukunya agar mempersiapkan acara penyambutan. Proses penyambutan ini, melalui tiga babak yakni: Ngiring Temuai (mengiringi tamu ataupun memandu tamu) sampai kedepan Rumah Panjai (rumah panggung yang panjang) proses ngiring temuai ini dilakukan dengan cara menari dan tarian ini dinamakan tari Ajat (penyambutan). Kemudian kepala suku mengunsai beras kuning (menghamburkan beras yang dicampur kunir / beras kuning) dan membacakan pesan atau mantera sebagai syarat mengundang Senggalang burong (burung keramat / burung petuah penyampai pesan kepada Petara atau Tuhannya). Babak yang kedua yakni mancung buloh (menebaskan mandau atau parang guna memutuskan bambu), berarti bambu sengaja dibentangkan menutupi jalan masuk ke rumah panjai dan para tamu harus menebaskan mandaunya untuk memutuskan bambu tersebut sebagai simbol bebas dari rintangan yang menghalangi perjalanan tamu itu. Babak yang ketiga adalah Nijak batu (menginjakkan tumitnya menyentuh sebuah batu yang direndam didalam air yang telah dipersiapkan), sebagai simbol kuatnya tekad dan tinginya martabat tamu itu sebagai seorang pahlawan yang disegani. Air pada rendaman batu tersebut diteteskan pada kepala tamu itu sebagai simbol keras dan kuatnya semangat dari batu itu diteladani oleh pahlawan atau tamu yang disambut. Babak keempat yakni Tama’ Bilik (memasuki rumah panjai), setelah melalui prosesi babak diatas, maka tamu diijinkan naik ke rumah panjang dengan maksud menyucikan diri dalam upacara yang disebut Mulai Burung (mengembalikan semangat perang / mengusir roh jahat). by. John Roberto P, S.Sn Dokumen<br />
<br />
<br />
sumber :<a href="www.wikipedia.org">www.wikipedia.org</a><br />
<br />
<br />
<br />
KATA PENGANTAR<br />
<br />
Puji dan syukur kami kepada TUHAN YANG MAHA ESA.karena dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok “ PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH “ dengan baik dan tepat waktu,tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu NOVI ARYANI S.P,d selaku dosen pengasuh mata kuliah PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH,dan uga reka-rekan mahasiswa yag mau beragi ilmu dengan kami<br />
<br />
Kami menyadari masih banyak kekuranan pada tugas kami ini,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan,atas perhatia kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pontianak,29 april 2010<br />
<br />
<br />
Tim penulis<br />
<br />
DAPTAR ISI<br />
<br />
Kata pengantar..................................................................................<br />
<br />
Daftar isi..............................................................................................<br />
<br />
Bab I Pendahuluan............................................................................<br />
<br />
A. Latar belakang.......................................................................<br />
<br />
B. Masalah...................................................................................<br />
<br />
<br />
BAB II Pembahasan............................................................................<br />
<br />
A. Keseehatan pribadi.................................................................<br />
<br />
B. Kebersihan pribadi.................................................................<br />
<br />
C. Ruang lingkup kesehatan pribadi..........................................<br />
<br />
<br />
BAB III PENUTUP..............................................................................<br />
<br />
A.Kesimpulan.......................................................................................<br />
<br />
B. Saran................................................................................................<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB I<br />
<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
<br />
1.1 Latar Belakang<br />
<br />
Kesehatan merupakan aset yang paling berharga di dunia. Ungkapan<br />
tersebut terucap ketika orang sudah tidak sehat lagi atau dengan kata lain orang<br />
tersebut sudah jatuh sakit. Sehat tidaknya seseorang sangat tergantung pada<br />
perilaku kehidupan sehari- hari orang tersebut. Oleh karena itu, setiap orang perlu<br />
diberikan informasi tentang kesehatan agar dapat menjalankan hidup yang sesuai<br />
dengan prinsip kesehatan.<br />
Dengan demikian makalah ini kami buat untuk menambah wawasan tentang kesehatan pribadi seseorang. Lebih lanjut mengemukakan tujuan mempelajari<br />
kesehatan pribadi agar pribadi masing- masing :<br />
<br />
1. Dapat memelihara kesehatan diri sendiri, yang termasuk didalamnya adalah<br />
mencegah penyakit, mengobati penyakit sederhana menghindari dan<br />
memulihkan cacat sehabis sakit.<br />
<br />
2. Sopan santun dalam tindakannya.<br />
<br />
3. Dapat menularkan pengetahuan serta kemampuannya kepada keluarganya dan<br />
diharapkan disebarluaskan pada masyarakat sekitarnya.<br />
<br />
4. Memperbaiki dan mempertinggi nilai- nilai kesehatan<br />
<br />
5. Mendapat ketenangan dan ketentraman jiwa dalam diri sendiri dan pergaulan.<br />
<br />
1.2 Masalah <br />
- Bagaimana cara menjaga kebersihan pribadi masing-masing<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
PEMBAHASAN<br />
<br />
A. Kesehatan pribadi<br />
Kesehatan pribadi adalah segala usaha atau tindakan yang dilakukan setiap<br />
<br />
orang sehingga kesehatan badan dan rohani akan terpelihara, dan merupakan<br />
<br />
kebutuhan sehari- hari, (Slamet SR, 1994:4). Jadi kesehatan pribadi merupakan<br />
<br />
usaha atau perilaku manusia untuk menjaga kesehatannya sendiri.<br />
B. KEBERSIHAN PRIBADI<br />
Kebersihan pribadi adalah <br />
<br />
Ruang Lingkup Kesehatan Pribadi<br />
<br />
Pendidikan kesehatan adalah salah satu upaya pendidikan yang diberikan<br />
di rumah tangga atau disekolah dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan<br />
anak- anak ketingkat yang lebih baik. Wawasan mengenai kebersihan, sikap, dan<br />
perilaku hidup bersih adalah hasil dari pendidikan, baik yang diterima dirumah<br />
tangga, lingkungan sekolah atau dari lingkungan masyarakat.<br />
Kebersihan adalah kunci bagi kesehatan, sebagaimana diungkapkan dalam<br />
peribahasa “bersih pangkal sehat” (Depdikbud, 1986:21). Karena itu hendaknya<br />
setiap orang selalu berusaha supaya kebersihan pribadi dipelihara dan<br />
ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar<br />
seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan<br />
diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.<br />
Uraian tentang anatomi,guna, pemeliharaan atau perawatan dan keadaan<br />
sehat dari masing- ruang lingkup kebersihan pribadi :<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
1. Kebersihan Kulit<br />
<br />
Anatomi Kulit<br />
<br />
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit<br />
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian<br />
dalam yang disebut kulit jangat.<br />
Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan<br />
menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan<br />
dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau<br />
sebelah dalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).<br />
14<br />
Guna Kulit<br />
<br />
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan di bawahnya.<br />
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh<br />
dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung<br />
cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah<br />
rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat<br />
pengeluaran ampas-amps berupa zat yang tidak terpakai melalui keringat yang<br />
keluar lewat pori-pori (S. Soenarko, 1984:4).<br />
<br />
Perawatan Kulit<br />
<br />
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga<br />
perlu dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern<br />
pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu<br />
pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara<br />
mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja dengan air yang bersih.<br />
Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).<br />
<br />
<br />
Kulit yang sehat.<br />
<br />
Yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak<br />
kaku tetapi lentur (fleksibel).<br />
<br />
2.Kebersihan Mata<br />
<br />
Anatomi Mata<br />
Mata adalah indra penglihatan, terletak dalam suatu rongga di kepala yang<br />
disebut rongga mata. Bentuk bola mata sesuai dengan bentuk rongga mata. Mata<br />
terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : lensa mata, sumbu mata, garis lihat,<br />
syaraf penglihatan, cekungan sentral, dan selaput jala ( Depdikbud, 1986:25).<br />
15<br />
<br />
Guna Mata<br />
Melalui mata keindahan alam dapat dinikmati. Mata merupakan indra<br />
yang mampu menerima kesan dari jarak jauh daripada indra yang lain. Disamping<br />
sebagai indra penglihatan, mata berfungsi sebagai alat penyampai pesan,<br />
membantu keseimbangan tubuh. Keseimbangan tubuh akan berkurang jika mata<br />
ditutup. Sebaliknya jika mata yang terbuka keseimbangan tubuh akan mantap<br />
(S. Soenarko, 1984:14).<br />
<br />
Perawatan Mata<br />
Karena fungsinya yang sangat penting maka mata sebagai indra<br />
penglihatan perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Pada waktu bekerja, belajar,<br />
atau membaca hendaknya dengan cahaya yang cukup, tanpa bayangan yang silau.<br />
Terutama bagi anak-anak, perhatikan cara membaca yaitu jarak dari posisi<br />
membaca adalah penting. Untuk penyembuhan mata dianjurkan makan makanan<br />
yang banyak mengandung vitamin A, agar terhindar dari penyakit rabun senja.<br />
Jarak membaca antara mata dengan buku adalah 30 cm dan jangan membaca<br />
dengan tiduran. Hindari penggunaan sapu tangan sesama karena akan dapat<br />
menularkan penyakit dan benturan pada mata. Sering memberi waktu istirahat dan<br />
segeralah periksakan ke dokter bila merasa ada gangguan pada mata (S. Soenarko,<br />
1984:20).<br />
Mata yang sehat<br />
Yaitu mata yang dapat melihat dengan jelas, tidak kemerah-merahan,<br />
bulatan hitam pada mata tidak ada bercak-bercak putih berbentuk bulat, kelopak<br />
mata tidak berair (S. Soenarko, 1984:20).<br />
16<br />
3.Kebersihan Rambut<br />
<br />
Anatomi Rambut<br />
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan<br />
ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna<br />
rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada didalamnaya.<br />
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut<br />
(Depdikbud, 1986:23).<br />
<br />
<br />
Guna Rambut<br />
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan<br />
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat<br />
perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.<br />
Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan<br />
sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat<br />
akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.<br />
<br />
Perawatan Rambut<br />
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu<br />
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai<br />
cara namun demikian cara yang tidak boleh dilakukan adalah cara pencucian<br />
rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.<br />
Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian<br />
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang<br />
cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).<br />
17<br />
Rambut yang sehat<br />
Yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu<br />
kering serta tidak berketombe.<br />
<br />
4.Kebersihan Kuku<br />
<br />
Anatomi Kuku<br />
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri<br />
dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari<br />
kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,<br />
1986:21).<br />
<br />
Guna Kuku<br />
Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata , pengais<br />
dan pemegang (Depdikbud , 1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena<br />
kuku harus relatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya.<br />
<br />
Perawatan Kuku<br />
Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya<br />
karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya<br />
akan ditularkan ke bagian tubuh yang lain. Perawatan kuku dapat dilakukan<br />
dengan pemotongan ujung kuku sampai beberapa milimeter dari perlekatan antara<br />
kuku dengan kulit.<br />
<br />
Kuku yang sehat<br />
Yaitu kuku yang tumbuhnya dengan baik, kuat, bersih dan memberikan<br />
keindahan ( Depdikbud, 1986:22).<br />
18<br />
5.Kebersihan Hidung<br />
<br />
Anatomi Hidung<br />
Hidung merupakan jalan pernafasan yang paling luar, terdapat di kepala<br />
bagian depan (wajah), terletak diantara pipi kiri dan pipi kanan, mata kanan dan<br />
mata kiri dan antara dahi dan mulut berbentuk dua saluran dengan suatu ruangan<br />
yang disebut tekak (Pharynx). Pada dinding rongga hidung bagian dalam terdapat<br />
rambut (Depdikbud, 1986 : 28).<br />
<br />
Guna hidung<br />
Hidung sebagai alat pembau. Bau yang harum, sedap, anyir, busuk dapat<br />
dinikmati.Disamping itu hidung berguna untuk saluran udara pernafasan, udara<br />
yang masuk mengandung zat asam diambil udara dari luar yang diambil dengan<br />
hidung. Sedang udara yang banyak zat asam arang dikeluarkan paru-paru lewat<br />
hidung. Hidung juga pemberi keindahan.<br />
<br />
Perawatan Hidung<br />
Pemeliharaan hidung dapat dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan<br />
hidung. Pada waktu tertentu rongga hidung perlu dibersihkan dari kotoran yang<br />
ada. Rambut dalam rongga hidung jangan dicabuti. Bila salah satu hidung<br />
tersumbat hidung yang lunak maupun yang keras maka harus dikeluarkan dengan<br />
penjepit atau tutuplah lubang yang satu dan kemudian hembuskan udara dari<br />
dalam (Depdikbud, 1986:30).<br />
<br />
Hidung yang sehat<br />
Yaitu lubang pada hidung selalu bersih tidak ada kotoran, rambut-rambut<br />
padahidung tumbuh dengan normal.<br />
19<br />
6.KebersihanTelinga<br />
<br />
Anatomi Telinga<br />
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian<br />
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun<br />
telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang<br />
tulang pendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh<br />
yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud, 1986 : 30).<br />
<br />
Guna Telinga<br />
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyibunyi<br />
suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran teling juga dapat<br />
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh.<br />
<br />
Perawatan Telinga<br />
Telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk<br />
mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Beberapa upaya perawatan teling yaitu<br />
dengan menghindari kebiasaan mengorek telinga dengan jari kotor atau benda<br />
tajam karena dapat berakibat robeknya gendang telinga. Hindari dari bunyibunyian<br />
yang bernada dan benturan yang keras. Bila terasa ada kelainan pada<br />
telinga segera berobat atau periksa ke dokter (S. Soenarko, 1984:22).<br />
<br />
<br />
Telinga yang sehat<br />
Yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga<br />
bagian luar selalu bersih.<br />
20<br />
<br />
7.Kebersihan Mulut dan Telinga<br />
<br />
Anatomi mulut dan gigi<br />
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna<br />
makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lunak, dibagian<br />
belakang berhubungan dengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir.<br />
Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunak dan ujungujung<br />
syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan keras yang terdapat di rahang<br />
atas dan bawah yang tersusun rapi dalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).<br />
<br />
Guna mulut dan gigi<br />
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan<br />
tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai<br />
pencampur makanan, penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan<br />
berperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian<br />
ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan<br />
kata-kata dengan jelas dan terang (S. Soenarko, 1984: 28).<br />
<br />
<br />
<br />
Perawatan mulut dan gigi<br />
<br />
Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga<br />
perlu perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk<br />
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti<br />
zat kapur, makanan sdalam bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau<br />
C sangat baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau<br />
cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali<br />
sehari<br />
dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang<br />
teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan<br />
menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalu<br />
panas <br />
<br />
Mulut dan gigi yang sehat<br />
<br />
Yaitu mulut dan gigi selalu bersih, tidak berbau, lidah dan bibir tidak<br />
pecah-pecah dan gigi tidak berlubang.<br />
<br />
8.Kebersihan Pakaian<br />
<br />
Guna Pakaian<br />
Pakaian sebagai pelindung tubuh dari debu, kotoran, dan benda tajam.<br />
Tubuh akan cepat kotor apabila tidak dilindungi dengan pakaian. Pada musim<br />
hujan atau dingin diperlukan pakaian yang lebih tebal, karena dengan cara<br />
demikian panas badan tidak cepat menguap. Sedang sebaliknya pada musim<br />
kemarau atau panas pakaian tipis lebih cocok, karena dengan cara tersebut panas<br />
badan lebih cepat keluar. Dengan demikian pakaian dapat sebagai pembantu<br />
fungsi kulit yaitu pengatur suhu badan. Sebagai mahluk sosial manusia bergaul<br />
dengan sesamanya. Dalam pergaulan, kedudukan pakaian sebagai lambang atau<br />
status sosial seseorang <br />
<br />
Perawatan Pakaian<br />
Pakaian yang sudah kotor dan berbau tidak enak, juga sebagai timbulnya<br />
penyakit yang disebabkan oleh jamur misalnya panu. Oleh karena itu pakaian<br />
yang sudah kotor dan tidak layak dipakai segeralah dicuci dengan sabun cuci.<br />
<br />
Pakaian yang sudah kotor akan berakibat udara di permukaan kulit akan lembab<br />
sehingga fungsi penyerapan keringat akan terganggu.<br />
<br />
Pakaian yang sehat yaitu pakaian yang bersih dari kotoran dan debu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Bagian-bagian tubuh yang mudah terserang penyakit akibat ketidak<br />
bersihan diri yaitu:<br />
<br />
1. Kulit yang kurang bersih merupakan penyebab berbagai gangguan macam<br />
penyakit kulit (kadas, kurap, kudis, panu, bisul, kusta, patek atau frambosa<br />
dan borok).<br />
<br />
2. Kuku yang kurang terawat dan kotor sebagai tempat bibit penyakit yang<br />
masuk ke dalam tubuh. Terutama penyakit alat- alat pernafasan. Disamping<br />
itu kuku yang kotor sebagai tempat bertelur cacing, dan sebagai penyakit<br />
cacing pita, cacing tambang dan penyakit perut.<br />
<br />
3. Mata jika tidak dirawat dengan baik dapat berakibat timbulnya penyakit pada<br />
mata.<br />
<br />
4. Gigi dan mulut yang kurang terawat akan berakibat pada gigi berlubang dan<br />
penyakit gusi<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
A. KESIMPULAN<br />
<br />
Jadi,kesehatan itu sangatlah penting untuk dipahami dan dilaksanakan,karna kalau tubuh dalam <br />
kondisi sehat hidupun serasa indah dan terhindar dari berbagai penyakit. Dan semua penyakit itu <br />
bersumber atau hidup ditempat-tempat yang kotok bahkan pada ubuh seseorang yang kurang bersih,maka <br />
biasakanlah diri untuk hidup bersih<br />
<br />
B. Saran<br />
Biasakanlah hidup bersih dan selalu berpikir sehat<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
Aip Sjarifudin, 1979 : Olahraga dan Kesehatan, Jakarta, CV Baru.<br />
<br />
<br />
Depdikbud, 1986 : Tuntutan Pendidikan Kesehatan Perbadi.Jakarta.<br />
<br />
Djoened Soetatmo, Kesehatan Pribadi, Jakarta ; Departemen Pendidikan dan<br />
Kebudayaan<br />
<br />
Indan Entjang, 1979 : Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung,Alumni.<br />
<br />
Mu’rifah Hardiyanto Wibowo, 1992 : Pendidikan Kesehatan, Jakarta,<br />
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.<br />
<br />
Ngalim Purwanto, 1990 : Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,<br />
Bandung, Remaja Rosda Jaya.<br />
<br />
Rusli Lutan, dkk, 2000 : Pendidikan Kesehatan, Jakarta, Depdikbud.<br />
<br />
Slamet SR,1994 :Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta, PT.Tiga Serangkai.ratno putra bengkayanghttp://www.blogger.com/profile/10377648231682913101noreply@blogger.com1